Sejarah Donat

Donat dengan berbagai isian selai dan taburan kacang renyah cocok disantap bersama teman-teman. Lalu pernahkah kamu bertanya-tanya, dari mana sih makanan manis ini? Kenapa bagian tengahnya bolong? Yuk, simak sejarah donat di bawah ini

Pada awal abad ke 19, masyarakat Belanda membuatolykoeksatau kue minyak. Olykoeks terbuat dari adonan kue yang dibentuk seperti bola dan digoreng dengan lemak hewan sampai coklat keemasan. Karena bagian tengahnya tidak matang secepat bagian luar, bagian tengah kue ini biasanya diisi kacang, buah, dan isian lain yang tidak perlu dimasak. Ketika orang-orang Belanda pergi dan menetap di Amerika Serikat, donat tradisional ini ikut dibawa.

Berbeda dengan masyarakat Belanda yang mengisi bagian tengah donat, masyarakat Amerika lebih memilih untuk menghilangkan bagian tengah agar donat matang sempurna. Solusi ini pertama kali dilakukan oleh seorang kapten kapal bernama Hansen Gregor pada tahun 1847. Gregory melubangi bagian tengah adonan donat sebelum menggorengnya. Karena terkena minyak panas, lubang di bagian tengah itu meluas dan menjadi bentuk donat yang kita kenal sampai sekarang.

Donat dalam bahasa Inggris punya dua penulisan, ‘doughnut’ dan ‘donut’. Beberapa orang menggunakan ‘doughnut’ karena mengacu pada kacang (peanut/nut) yang ditempatkan di bagian tengah adonan, sebagian lain mengacu pada ‘dough knots’ yang artinya adonan simpul yang merupakan bentuk lain olykoeks. Pada awal tahun 1900-an, banyak orang telah menyingkat kata tersebut menjadi “donut”. Nama tersebut pertama kali muncul di Washington Irving pada tahun 1809, A History of New York. Walaupun berbeda, dua-duanya bisa digunakan.

Pada 1920, seorang warga Rusia, Adolph Levitt menciptakan mesin pembuat donat otomatis pertama. Proses pembuatan donat otomatis tersebut ditampilkan di World’s Fair 1934 di Chicago. Donat pun jadi semakin populer, bahkan punya hari nasional sendiri yang mulai ditetapkan pada tahun 1938. Kini donat menjadi menu pilihan untuk sarapan atau cemilan semua orang.